Senin, 24 November 2014

Perang Urat Saraf Untuk Mencapai kemenangan


Oleh : Mochamad Purnaegi Safron
Proses pemilihan seorang pemimpin pemilihan presiden di Indonesia maupun negara lain tak luput dari sesuatu proses politik yang melahirkan dinamika politik yang terus berkembang mulai dari proses kampanye, debat dan lainnya. Misalnya dalam proses kampanye dan debat tersebut masing masing calon kandidat tak luput dari perang visi misi melalui pola argumentasi yang di lontarkan, dan dalam proses tersebut melahirkan intrik politik, pembunuhan karakter maupun agitasi propaganda atau bisa lebih di kenal dengan perang urat saraf.

Perang urat saraf atau psychological war adalah suatu proses komunikasi yang saling melakukan kegiatan propaganda antara seorang figure politik dengan figure politik lain, antara suatu kelompok dengan kelompok lain, dan antara suatu negara dengan negara lain, dengan tujuan untuk saling menekan dan menjatuhkan nama atau kelompok lain.

Apabila kita membaca definisi dari William E Daugherty dan morris janowitz mengenai perang urat saraf dalam bukunya A psychological warface casebook yang menyatakan bahwa penggunaan secara berencana propaganda dan kegiatan kegiatan lainya yang di rencanakan untuk mempengaruhi pendapat, emosi, sikap dan prilaku pihak musuh, pihak netral dan pihak kelompok asing yang bersahabat dalam rangka mendukung pencapaian sasaran dan tujuan.

Pada dasarnya perang urat saraf dalam arti luas tak lebih dari penerapan bagian bagian dari ilmu psikologi yang meliputi kegiatan kegiatan politik, ekonomi dan militer yang meliputi aspek yang menerapkan merancang propaganda dan merancang kegiatan lainya yang lebih berkaitan dengan perang politik, perang ideology, perang propaganda, perang ide, perang kata kata serta perang kecerdasan.

Apabila kita menengok kembali dinamika politik Indonesia tak berselang lama telah berlangsung pesta politik yang bersistem demokrasi yaitu pemilihan presiden dan wakil presiden yang lebih bernuansa agitasi dan propaganda yang melahirkan perang urat saraf yang di mulai sebelum dan sesudah pemilihan yang begitu kerasnya dinamika politik yang terjadi hingga menyebabkan perpecahan di antar kelompok di masyarakat.

Maka dalam hal ini tentu cara ini tidak begitu baik karna dengan propaganda dengan, segala kedustaan, penjungkir-balikan fakta, rumors dan fitnah adalah halal belaka yang melahirkan perang urat saraf, dan jika perang urat saraf dikaitkan dengan sudut pandang propaganda maka menurut Professor  Raliby Kalau propaganda dihadapi pula dengan propaganda, dunia ini akan makin centang perenang. Dengan propaganda, orang dapat menciptakan “surga”, namun dengan propaganda juga orang dapat menciptakan “neraka” di tengah sebuah komunitas. Maka dalam hal ini jauhilah kegiatan yang bernuansa agitasi dan propaganda yang bisa melahirkan perang urat saraf yang notabene akan menyebabkan perpecahan diantara kelompok masyarakat atau negara.

Dalam perkembangan  bangsa-bangsa di dunia maupun kerajaan-kerajaan didunia di jaman kuno dimana mana para pemimpin-pemimpin bangsa dan kerajaan ataupun jenderal-jenderal militer mereka dalam segala aspek peperangan baik militer, politik dan ekonomi mereka semuanya menggunakan strategi perang urat saraf ini.

Kita dapat mengetahui bagaimana seorang Jengis Khan seorang pria yang buta hurup, seorang laki-laki keturunan petani miskin mongolia tetapi dapat menjelma menjadi seorang kaisar terbesar sepanjang masa yang mana kekuasaannya membentang dari asia sampai erofa menggunakan cara perang urat saraf ini.

Sebelum ia dan pasukannya bertempur secara face to face.yang mana di kisahkan dalam kitab-kitab literatur-literatur sejarah modern maupun kuno sebelum bertempur dengan pihak musuh. Jengis Khan terlebih dahulu menyelundupkan dan menanamkan orang-orang Nya ke dalam pihak musuh dengan tugas untuk melaksanakan infiltrasi maupun desepsi dalam pasukan musuh yang mana tugas orang-orang Jengis Khan yang melakukan infiltrasi tersebut adalah melakukan propaganda terhadap pasukan musuh yang tujuannya untuk melemahkan mental serta kepercayaan diri pasukan musuh sehingga pasukan musuh merasa ketakutan serta mentalnya jatuh dan tidak mempunyai semangat bertempur lagi.

Perang urat saraf diterapkan dalam berbagi bidang militer, politik dan ekonomi dibandingkan dalam bidang politik dan ekonomi. Perang urat saraf dalam bidang militer mempunyai kekhasan tersendiri. Hal ini disebabkan oleh fungsinya mendukung gerakan militer yang merupakan adu kekuatan secara fisik dalam bentuk bunuh membunuh. Oleh karena itu, sasarannya di klasifikasikan menjadi tiga kelompok : Pihak musuh yang diutamakan, pihak yang bersikap netral dan pihak yang bersikap bersahabat. Pengklasifikasikan sasaran ini bukan tidak mungkin diterapkan juga dalam perang urat saraf dalam bidang politik maupun ekonomi.meliputi : Pihak lawan,Pihak yang bersimpati,Pihak yang bersikap tidak peduli/apatis.Secara lebih luas perang urat saraf ini tidak hanya di klasifikasikan kedalam tiga bentuk saja (militer, politik, ekonomi). Dalam bidang lain juga terjadi perang urat saraf.

Dalam bidang Hukum misalnya sering terjadi perang urat saraf antara penggugat dan tergugat untuk mempengaruhi jaksa dan hakim.Dalam bidang olahraga misalnya,sepakbola bagaimana seorang pelatih contohnya pelatih Real Madrid Jose Mourinho sering melancarkan perang urat saraf terhadap tim lawannya atau terhadap pelatih atau pemain lawan atau juga terhadap wasit maupun suporter lawan.Dalam bidang Ideologi kita juga sering menyaksikan perang urat saraf antara paham satu dengan paham lain yang mana.mereka saling klaim ajaran maupun paham mereka yang paling benar.Dalam bidang sosial budaya maupun seni serta pariwisata dan bisnis perang urat sarap juga ada.

Dengan demikian jelaslah bahwa perang urat saraf erat sekali antara korelasi dan tujuannya.yang mana seluruhnya mempunyai kesamaan tujuan ,yakni sama-sama untuk mencapai kemenangan dan sama-sama untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku sasaran yang dituju baik perorangan maupun kelompok tetapi dalam hal-hal tertentu ada perbedaan-perbedaan tertentu. perubahan sikap pendapat dan perilaku musuh dalam peperangan tidak akan sama dengan perubahan sikap, perilaku dan pendapat musuh dalam bidang politik dan ekonomi. Demikian juga akan terdapat perbedaan antara sikap, pendapat dan perilaku pihak musuh dengan perubahan siakap pendapat dan perilaku pihak netral dan pihak yang bersimpati. Untuk itu, tujuan dan hakikat perang urat saraf adalah untuk mencapai kemenangan.

Cara-cara melakukan kegiatan perang urat saraf dengan menerapkan ilmu psikologi merancang propaganda dan merancang kegiatan-kegiatan lainnya akan sangat berbeda antara bidang yang satu dengan bidang yang lainnya, antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya. Caranya harus disesuaikan dengan tujuan dan tujuan harus disesuaikan dengan sasaran. Dan dalam operasionalnya agar efektif tentu harus didukung oleh teknologi terutama teknologi media elektronik : Televisi,internet dll. yang mampu mencapai sasaran dalam jumlah besar dan secara serentak.

Sumber :
http://politik.kompasiana.com
http://mbahjamrong45.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar