Motivasi merupakan sebuah dorongan yang diberikan seseorang agar orang tersebut dapat berubah keadaan yang lebih baik. Berbagai cara orang memberikan motivasi ada dengan menggunakan kata-kata yang tidak enak di dengar ada juga yang memberikan motivasi dengan cara yang lembut.
Secara umum orang akan lebih menghargai Anda ketika kita mencapai kesuksesan dan ketika terjadi hal sebaliknya kita akan menjadi pembicaraan di lingkungan sekitar kita. Seperti seorang sarjana yang belum dapat pekerjaan atau masih menganggur akan mendapat image negative dari masyarakat. Bagaimana mungkin seorang yang memiliki pendidikan yang tinggi tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan backround pendidikan yang dia miliki.
Bagi Anda yang tidak ingin dihina, dicemooh, direndahkan dan sebagainya, melainkan ingin dihormati, dihargai dan sebagainya yang positif maka sebaiknya memilih untuk berada pada sisi yang terang yaitu kesuksesan.
Secara umum, seseorang yang termotivasi dengan baik akan lebih berpotensi dan memiliki energi yang lebih besar pula untuk menggapai kesuksesan. Karena itu mengapa tidak mencoba dengan keras untuk menemukan segala cara untuk memperkuat motivasi tersebut agar kesuksesan yang lebih besar juga lebih mudah menghampiri?. Sebagai tanda bahwa motivasi dalam diri sudah cukup kuat maka ia akan melahirkan tindakan-tindakan yang lebih nyata, dan memang tindakan yang nyata itulah bisa membuat perbedaan besar.
Fokus Pada Kelebihan Anda
Apa fokus pengembangan diri yang perlu kita lakukan? Jika kita memeriksa diri kita, apa saja yang harus diperbaiki dalam diri kita, akan banyak sekali. “Saya banyak kekurangan, apa dulu yang harus saya perbaiki?” Atau ada juga yang bertanya, “saya punya kekurangan dalam hal ini dan itu, apa yang harus saya berbaiki?”
Faktanya, kekurangan Anda jauh lebih banyak dibandingkan kelebihan Anda. Apa yang tidak bisa Anda lakukan dengan baik, jauh lebih banyak dibandingkan dengan apa yang bisa Anda lakukan dengan baik. Jadi, mengapa tidak fokus pada kelebihan Anda?
Jadi akan lebih mudah untuk memperbaki diri jika Anda fokus meningkatkan kelebihan Anda, sampai benar-benar mahir dibandingkan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk memperbaiki kelemahan. Sebab kelemahan Anda itu banyak sekali, seperti saya juga yang banyak kelemahan.
Lihatlah orang-orang di sekitar kita. Tidak ada olah ragawan yang segala bisa, apalagi dia juara di segala cabang olah raga. Tidak ada seorang pembicara yang menguasai semua bidang dengan sangat baik. Tidak ada karyawan yang hebat bekerja untuk semua pekerjaan.
Manusia tidak bisa sempurna dan tidak perlu sempurna. Cukuplah Anda memilih bidang strategis, kemudian lakukan sebaik mungkin. Jika perlu berlatihlah agar sangat mahir dan menjadi juara pada bidang itu. Anda akan diakui sebagai juara, meski hanya satu bidang.
Tidak usah risau dengan berbagai kekurangan Anda. Fokuskan pada kelebihan Anda, kemudian tingkatkan lagi sehingga Anda sangat mahir pada bidang itu. Memiliki satu keahlian strategis, bisa menjadi Anda seorang yang sukses baik dalam bidang karir, bisnis, maupun profesional. Zaman sekarang, zamannya spesialis.
Manajemen Kekurangan Diri
Lalu bagaimana dengan kekurangan yang dimiliki, apakah dibiarkan saja? Tergantung. Kita perlu melihat kondisinya. Jika ada sangat kritis harus bisa, maka belajarlah atau berlatih. Artinya jika mau tidak mau Anda harus bisa, maka berusalahan untuk bisa. Namun, tidak perlu menjadi sebuah keunggulan, cukup bisa saja.
Kemungkinan kedua, jika bisa didelegasikan, maka delegasikan saja. Mungkin ada orang lain yang sangat ahli di bidang yang tidak Anda kuasai. Jika didelegasikan ke orang yang tepat, bisa jadi memberikan hasil yang lebih baik.
Langkah-langkah Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat
Langkah 1: Menjadi Pribadi Yang Bermanfaat Adalah Kemauan
Kuncinya adalah kemauan, kemauan kita memberikan manfaat kepada orang lain. Jika kita punya harta, kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan harta. Jika kita punya ilmu, kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada orang lain. Jika kita punya tenaga, kita bisa memberikan manfaat dari tenaga kita kepada orang lain.
Ini adalah langkah awal, Anda harus memiliki kemauan untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Bagaimana pun kondisi Anda. Jangan malah mencari-cari cara untuk mendapatkan manfaat dari orang lain bahkan memanfaatkan orang lain.
Langkah 2: Take Action Now
Apa yang bisa Anda lakukan sekarang untuk memberikan manfaat kepada orang lain? Anda bisa share artikel ini melalui facebook atau twitter Anda. Ini jauh lebih memberikan manfaat kepada teman-teman Anda daripada Anda update status yang tidak penting bahkan hanya berisi keluhan dan caci maki. Lihat sekitar Anda, adakah yang bisa Anda bantu. Adakah yang bisa Anda lakukan untuk memperbaiki lingkungan, rumah, atau kantor Anda? Akan banyak yang bisa Anda lakukan untuk memberikan manfaat kepada orang lain.
Langkah 3: Biasakanlah Memberikan Manfaat, Jadikan Gaya Hidup Anda
Jika memberikan manfaat kepada orang sudah menjadi kebiasaan Anda, maka Anda sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat. Pada langkah 2, Anda baru disebutkan melakukan kebaikan (belum menjadi akhlaq), namun jika sudah menjadi kebiasaan dan menjadi gaya hidup Anda, maka Anda sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat.
Ini yang kada dilupakan orang. Banyak yang hanya membahas sampai melakukan kebaikan dengan cara membantu orang orang lain. Namun itu belum menjadi kepribadian, baru sebatas mau melakukan. Sebuah tindakan, akan menjadi sebuah akhlaq saat Anda sudah melakukan dengan biasa tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Anda memberi, belum tentu kepribadian Anda. Namun jika Anda sudah biasa memberi dan menjadi gaya hidup Anda, barulah disebut kepribadian.
Langkah 4: Tingkatkan Manfaat Diri Anda
Harus ditingkatkan? Tentu saja, sebab menurut hadits diatas tidak hanya mengatakan menjadi pribadi yang bermanfaat, tetapi ada kata superalif yaitu paling. Artinya Anda ditantang untuk menjadi juara dalam kebaikan. Anda harus menjadi yang paling memberikan manfaat kepada orang lain. Bukan sekedar memberikan manfaat.
Bagaimana cara meningkatkan manfaat diri Anda? Ya, Anda harus meningkatkan kuantitas dan kualitas kebaikan Anda. Kuantitas bisa dilihat dari frekuensi dan besarnya apa yang Anda berikan kepada orang lain. Sementara kualitas manfaat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kualitas diri Anda, yaitu dengan meningkatkan keterampilan dan kemampuan Anda, sehingga apa yang Anda berikan semakin bermanfaat.
Langkah 5: Raihnya Manfaatnya Untuk Anda Juga
Jangan sampai, Anda memberikan manfaat tetapi tidak memberikan manfaat untuk diri Anda sendiri. Bukan, saya bukan mengatakan berharap dari orang yang kita berikan manfaat. Bukan itu. Namun, yang saya maksud adalah kita harus menghindari dari semua penghapus pahala amal, itu ketidak ikhlasan atau riya’.
Dengan demikian, agar kita benar-benar mendapatkan dari manfaat yang kita berikan kepada orang lain, kita harus ikhlas. Ikhlas adalah kunci diterimanya amal. Dan hanya amal yang diterima Allah SWT yang akan memberikan manfaat kepada kita dunia dan akhirat. Niatkan, bahwa apa yang kita lakukan hanya karena Allah, bukan karena ingin disebut pribadi yang bermanfaat (pujian). Penyakit riya sungguh tidak terlihat, sangat samar, sehingga kita harus hati-hati.
Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah-pun, ia akan mendapatkan balasannya (QS. Al Zalzalah:7)
Sumber :
http://www.motivasi-islami.com
http//www.artikelbagus.com
Kuncinya adalah kemauan, kemauan kita memberikan manfaat kepada orang lain. Jika kita punya harta, kita bisa memberikan manfaat kepada orang lain dengan harta. Jika kita punya ilmu, kita bisa memberikan manfaat ilmu kepada orang lain. Jika kita punya tenaga, kita bisa memberikan manfaat dari tenaga kita kepada orang lain.
Ini adalah langkah awal, Anda harus memiliki kemauan untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Bagaimana pun kondisi Anda. Jangan malah mencari-cari cara untuk mendapatkan manfaat dari orang lain bahkan memanfaatkan orang lain.
Langkah 2: Take Action Now
Apa yang bisa Anda lakukan sekarang untuk memberikan manfaat kepada orang lain? Anda bisa share artikel ini melalui facebook atau twitter Anda. Ini jauh lebih memberikan manfaat kepada teman-teman Anda daripada Anda update status yang tidak penting bahkan hanya berisi keluhan dan caci maki. Lihat sekitar Anda, adakah yang bisa Anda bantu. Adakah yang bisa Anda lakukan untuk memperbaiki lingkungan, rumah, atau kantor Anda? Akan banyak yang bisa Anda lakukan untuk memberikan manfaat kepada orang lain.
Langkah 3: Biasakanlah Memberikan Manfaat, Jadikan Gaya Hidup Anda
Jika memberikan manfaat kepada orang sudah menjadi kebiasaan Anda, maka Anda sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat. Pada langkah 2, Anda baru disebutkan melakukan kebaikan (belum menjadi akhlaq), namun jika sudah menjadi kebiasaan dan menjadi gaya hidup Anda, maka Anda sudah mulai menjadi pribadi yang bermanfaat.
Ini yang kada dilupakan orang. Banyak yang hanya membahas sampai melakukan kebaikan dengan cara membantu orang orang lain. Namun itu belum menjadi kepribadian, baru sebatas mau melakukan. Sebuah tindakan, akan menjadi sebuah akhlaq saat Anda sudah melakukan dengan biasa tanpa memikirkannya terlebih dahulu. Anda memberi, belum tentu kepribadian Anda. Namun jika Anda sudah biasa memberi dan menjadi gaya hidup Anda, barulah disebut kepribadian.
Langkah 4: Tingkatkan Manfaat Diri Anda
Harus ditingkatkan? Tentu saja, sebab menurut hadits diatas tidak hanya mengatakan menjadi pribadi yang bermanfaat, tetapi ada kata superalif yaitu paling. Artinya Anda ditantang untuk menjadi juara dalam kebaikan. Anda harus menjadi yang paling memberikan manfaat kepada orang lain. Bukan sekedar memberikan manfaat.
Bagaimana cara meningkatkan manfaat diri Anda? Ya, Anda harus meningkatkan kuantitas dan kualitas kebaikan Anda. Kuantitas bisa dilihat dari frekuensi dan besarnya apa yang Anda berikan kepada orang lain. Sementara kualitas manfaat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kualitas diri Anda, yaitu dengan meningkatkan keterampilan dan kemampuan Anda, sehingga apa yang Anda berikan semakin bermanfaat.
Langkah 5: Raihnya Manfaatnya Untuk Anda Juga
Jangan sampai, Anda memberikan manfaat tetapi tidak memberikan manfaat untuk diri Anda sendiri. Bukan, saya bukan mengatakan berharap dari orang yang kita berikan manfaat. Bukan itu. Namun, yang saya maksud adalah kita harus menghindari dari semua penghapus pahala amal, itu ketidak ikhlasan atau riya’.
Dengan demikian, agar kita benar-benar mendapatkan dari manfaat yang kita berikan kepada orang lain, kita harus ikhlas. Ikhlas adalah kunci diterimanya amal. Dan hanya amal yang diterima Allah SWT yang akan memberikan manfaat kepada kita dunia dan akhirat. Niatkan, bahwa apa yang kita lakukan hanya karena Allah, bukan karena ingin disebut pribadi yang bermanfaat (pujian). Penyakit riya sungguh tidak terlihat, sangat samar, sehingga kita harus hati-hati.
Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar dzarrah-pun, ia akan mendapatkan balasannya (QS. Al Zalzalah:7)
Sumber :
http://www.motivasi-islami.com
http//www.artikelbagus.com