Jumat, 24 Januari 2014

Budaya Macet yang Membosankan


Kemacetan di kota besar seperti di wilayah Jakarta pada pagi dan sore hari sepertinya sudah menjadi rutinitas yang selalu terulang dan menjadi budaya yang membosankan sehingga tidak nyaman dalam berkendaraan. Berbagai aspek telah terkena imbasnya sehingga menyebabkan pemborosan dan penggunaan energi secara tidak efisien. 



Akibatnya, pembangunan dan mobilisasi masyarakat terganggu yang berdampak pada menurunnya produktivitas dalam berbagai bidang pekerjaan.

Tidak hanya masyarakat Jakarta saja yang kewalahan, masyarakat luar Jakarta yang bermata pencarian di Ibu Kota pun ikut menjadi korban dari permasalahan kemacetan Jakarta yang tidak kunjung selesai. Hal ini merupakan hal vital yang dapat menghambat proses pembangunan masyrakat Jakarta pada khususnya dan daerah–daerah di sekitarnya.   

Selain itu juga di beberapa tempat seperti kita lihat yaitu mall, pasar dan tempat-tempat keramaian, simpang jalan, pintu kereta dan arah putar balik dll.  Ditambah para pengguna jalan sering menyeberang jalan dengan tidak menggunakan jembatan penyeberangan. Hal ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas. Selain itu, juga banyak angkutan umum yang sering menaik dan menurunkan penumpang tidak  pada tempatnya, seperti di perempatan jalan dan pertigaan jalan. Kedisiplinan para pengguna jalan memang dinilai masih rendah, seharusnya mereka berusaha untuk memperbaiki kebiasaan buruk tersebut karena mereka tidak sendiri di jalan, ada ratusan bahkan ribuan pengguna jalan lainnya.

Parahnya lagi, dari jumlah tersebut juga masih banyak kendaraan umum yang sudah tidak layak pakai, sehingga keadaan seperti itu semakin memperkeruh situasi dengan banyaknya polusi udara. Selain jumlahnya yang kalah jauh dibanding jumlah kendaraan yang ada, kondisi jalan juga diperparah lagi oleh adanya kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu jalannya lalu lintas seperti adanya pasar tumpah serta pedagang kaki lima yang menjual dagangannya di sepanjang trotoar yang seharusnya digunakan untuk para pejalan kaki.

Kemacetan lalulintas menurut Boediningsih (2011) menyatakan bahwa “Kemacetan lalu lintas terjadi karena beberapa faktor, seperti banyak pengguna jalan yang tidak tertib, pemakai jalan melawan arus, kurangnya petugas lalu lintas yang mengawasi, adanya mobil yang parkir di badan jalan, permukaan jalan tidak rata, tidak ada jembatan penyeberangan, dan tidak ada pembatasan jenis kendaraan. Banyaknya pengguna jalan yang tidak tertib, seperti  adanya pedagang kaki lima yang berjualan di tepi jalan, dan parkir liar. Selain itu, ada pemakai jalan yang melawan arus. Hal ini terjadi karena kurangnya jumlah petugas lalu lintas dalam mengatasi jalannya lalu lintas terutama di jalan-jalan yang rawan macet”.

Penyebab lainnya menurut Boediningsih adalah “Permukaan jalan yang tidak rata. Sebaiknya dilakukan perbaikan jalan agar jalan kembali rata. Selain itu, jenis kendaraan yang lewat di jalan-jalan tertentu sebaiknya ada pembatasan, misalnya untuk mobil truk tidak boleh melewati jalan yang rawan macet pada jam-jam sibuk dengan tujuan untuk menghindari kemacetan lalu lintas”.

Hoeve (1990) juga mengatakan bahwa “Kemacetan merupakan masalah yang timbul akibat pertumbuhan dan kepadatan penduduk  sehingga arus kendaraan bergerak sangat lambat”. Masalah kemacetan akan timbul pada kota yang penduduknya lebih dari 2 juta jiwa, seperti Jakarta, Medan, Bandung, dan Jogyakarta. Macet terjadi hampir setiap saat ini memang membuat lalu lintas di ibukota terasa begitu tidak nyaman bagi para pengguna jalan.

Dampak negatif kemacetan menurut  Bergkamp (2011), bahwa “Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang sangat besar bagi penduduk, seperti pemborosan bahan bakar, terbuangnya waktu secara percuma, dan kerusakan lingkungan akibat polusi udara yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor”.

Ada beberapa dampak akibat terjadinya kemacetan di Jakarta yang dikutip situs Jagatreview.com :

1. Dampak Terhadap Perekonomian
Dewan Transportasi Kota Jakarta menyebutkan kerugian akibat kemacetan sepanjang tahun 2013 mencapai Rp 28 triliun. Secara nasional, kerugiannya hingga Rp 32 triliun. Karena macet, banyak para pengguna jalan kehilangan waktu dan sebagainya. Selanjutnya menyebutkan bahwa tingkat kemacetan lalu lintas di Jakarta dan sekitarnya sudah mencapai tahap yang sangat mengkhawatirkan. Dampak ekonomi yang cukup tinggi (Rp 30 triliun per tahun) merupakan indikator mutlak bahwa perlu diupayakan secepatnya program untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.

2. Dampak Terhadap Psikologis
Macet di Jakarta sudah menggila dan membuat stres semua orang. Kalangan pengusaha pun khawatir macet di ibukota bisa membawa dampak psikologis pada karyawan dan pada akhirnya bisa menurunkan produktivitas. Selain dampak psikologis yang bisa menurunkan produktivitas karyawan, macet di ibukota juga telah meningkatkan biaya produksi yang lebih besar. Karenanya, para pengusaha pun berniat untuk untuk memindahkan usahanya ke luar negeri.

3. Dampak Terhadap Kesehatan
Kemacetan merupakan “makanan” sehari-hari penduduk di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti di Jakarta. Setiap partikel karbondioksida yang dikeluarkan oleh kendaraan pun menjadi bagian yang membahayakan bagi para pengguna jalan dan penduduk di sekitar daerah kemacetan. Penyakit pernapasan, jantung, dan kanker adalah sebagian efek samping yang kerap menjadi perhatian. University of Southern California yang menganalisis efek polusi udara terhadap kesehatan otak 7.500 wanita di 22 negara bagian di Amerika Serikat, melaporkan bahwa gas buangan kendaraan bermotor dapat mempengaruhi kapasitas mental, inteligensi, dan stabilitas emosi.

Solusi Kemacetan
Solusi dalam mengatasi kepadatan lalu lintas bisa dicegah dengan dua cara, yakni, solusi jangka pendek dan solusi jangka panjang (Boediningsih, 2011):

1. Solusi jangka pendek
Ada beberapa bentuk solusi jangka pendek yaitu: Penempatan petugas pada jam-jam sibuk dalam rangka penertiban dan penegakan hukum. Aparat petugas atau polisi lebih meningkatkan semangat kerja, kejujuran, dan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas sehingga petugas selalu ada ditempat tugas terutama pada jam-jam sibuk untuk mengatur kemacetan lalu lintas dan menindak tegas bagi siapa saja yang melanggar rambu-rambu lalu lintas. Serta memasang traffic light atau rambu lalu lintas di perempatan jalan atau dipersimpangan jalan dan penambahan rambu dilarang berhenti dan parki jalan-jalan tertentu yang rawan macet. Mengecat Zebra Cross. untuk menyeberang jalan bagi pejalan kaki, oleh karenanya agar pejalan kaki tidak sembarangan dalam menyeberang.

2. Solusi jangka panjang
Ada beberapa solusi jangka panjang yaitu: Pelebaran jalan yang ada untuk mengurangi kemacetan lalu lintas karena jalan yang sudah ada memang sudah tidak mungkin lagi menampung mobil atau kendaraan bermotor yang ada. Pemerintah juga harus Melakukan Perbaikan atau pembenahan persimpangan jalan yang rawan macet serta mengusulkan Bus Sekolah untuk siswa sekolah sehingga para siswa sekolah tidak memakai sepeda motor sendiri maupun diantar atau memakai mobil pribadi. Langkah ini dapat mengurangi kepadatan lalu lintas. Menentukan jenis pengendalian persimpangan yang tepa untuk mengatur persimpangan jalan yang sering rawan kemacetan sehingga di masa yang akan datang diharapkan persimpangan-persimpangan jalan tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas. Yang terakhir perlu diadakan evaluasi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat agar instansi terkait atau aparat polisi sebagai pelayan masyarakat dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dari sekarang.

Solusi Maslah Kemacetan

Beberapa pemecahan masalah kemacetan yang dikutip  (id.wikipedia.org) yang bisa dilakukan untuk memecahkan permasalahan kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana yang komprehensif meliputi langkah-langkah sebagai berikut:


Peningkatan kapasitas
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan /parasarana seperti:
  1. Memperlebar jalan, menambah lajur lalulitas  sepanjang hal itu memungkinkan,
  2. Mengubah sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah,
  3. Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu, biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan.
  4. Meningkatkan kapasitas persimpangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover,
  5. Mengembangkan inteligent transport sistem.
  6. Memberikan Sanksi Jika Ada Yang Melanggar 
Keberpihakan Kepada Angkutan Umum 
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan jalan dengan adalah mengoptimalkan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara lain:
  1. Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum
  2. Pengembangan lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di Jakarta dikenal sebagai Busway 
  3. Pengembangan kereta api  kota, yang dikenal sebagai metro di Perancis, Subway di Amerika, MRT di Singapura 
  4. Subsidi langsung seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam ataupun Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk kepada angkutan umum. 

Pembatasan Kendaraan Pribadi

Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalulintas  yang lebih ekstrem sebagai berikut:
  1. Pembatasan penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu seperti yang direncanakan akan diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road Pricing (ERP). ERP berhasil dengan sangat sukses di Singapura, London, Stokholm. Bentuk lain dengan penerapan kebijakan parkir yang dapat dilakukan dengan penerapan tarip parkir yang tinggi di kawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya, ataupun pembatasan penyediaan ruang parkir dikawasan yang akan dibatasi lalu lintasnya.
  2. Pembatasan pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, bea masuk yang tinggi.
  3. Pembatasan lalu lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu, seperti diterapkan di Jakarta yang dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau contoh lain pembatasan sepeda motor masuk jalan tol, pembatasan mobil pribadi masuk jalur busway.


Sumber :
http://saskiaputriarliani.blogspot.com
http://helenang99.blogspot.com 
Jagatreview.com
http://id.wikipedia.org
http://ylxchandra.blogspot.com 
http://ghariza-erindrian.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar