Di awal tahun 2014, DKI Jakarta dilanda hujan dengan
intensitas cukup mantap sehingga seluruh jalan-jalan protokol dibanjari hujan. Hal
itu membuat jalur lalulintas Jakarta terganggu dan aktifitas sempat kolaps. Banjir
Jakarta menjadi “PR” bagi Gubernur Jakarta, Jokowi untuk mengatasi banjir yang setiap tahunnya
menjadi masalah tahunan. Bahkan solusi banjir di Jakarta tidak dapat terasi
dari piala bergilir jabatan gubernur. Waduh!
Nah! Daripada mikirin banjir yang gak abisnya,
mendingan perlu cari tahu pengetahuan tentang hujan sehingga kita tahu
bagaimana prosesi hujan terjadi. Barangkali Anda ingin tahu ilmu pengetahuan dari
ciptaan Tuhan YME yang menciptakan alam semesta ini. Yuk kita simak dibawah
ini:
Pengertian dan Jenis Hujan
Hujan adalah sebuah peristiwa
Presipitasi (jatuhnya cairan dari atmosfer yang berwujud cair maupun beku ke
permukaan bumi) berwujud cairan. Hujan memerlukan keberadaan lapisan atmosfer
tebal agar dapat menemui suhu di atas titik leleh es di dekat dan dia atas
permukaan Bumi. Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi (perubahan wujud benda
ke wujud yang lebih padat) uap air di atmosfer menjadi butiran air yang cukup
berat untuk jatuh dan biasanya tiba di daratan. Dua proses yang mungkin terjadi
bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh menjelang hujan, yaitu
pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Butir hujan memiliki ukuran
yang beragam mulai dari yang mirip penekuk (butiran besar), hingga butiran
kecilnya.
PROSES
TERJADINYA HUJAN
Proses berikut merupakan proses
terbentuknya hujan dalam islam yang juga dapat diterima logika.
TAHAP KE-1 : “Dialah Allah yang
mengirimkan angin...”
Gelembung-gelembung udara yang
jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah
terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit.
Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan
bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel yang disebut aerosol ini
membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi
dari laut sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkat
air”.
TAHAP KE-2 : “...lalu angin itu
menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal...”
Awan-awan terbentuk dari uap air
yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di
udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil ( dengan diameter antara
0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di
langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3 : “...lalu kamu lihat air
hujan keluar dari celah-celahnya...”
Partikel-partikel air ini yang
mengelilingi butir-butir daram dan partikel-partikel debu itu mengental dan
membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada
udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Butiran hujan memiliki beragam
ukuran, mulai dari diameter rata-rata 1 milimeter (0,039 in) hingga 9 milimeter
(0,35 in), di atas itu butiran akan terpisah-pisah. Butiran kecil disebut
butiran awan dan berbentuk bola. Sedangkan butiran besarnya terlihat seperti
hamburger. Butiran terbesar yang pernah turun di Bumi tercata di Brazil dan
Kepulauan Marshall pada tahun 2004, beberapa diantaranya sebesar 10 milimeter
(0,39 in). Ukuran besar ini disebabkan oleh pengembunan partikel asap besar
atau tabrakan antara sekelompok kecil butiran dengan air tawar yang banyak.
JENIS-JENIS
HUJAN
·
Hujan
siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena
udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
·
Hujan
Senithal, yaitu hujan yang sering terjadi di
daerah sekitar ekuator(garis khayal yang membagi bumi menjadi bagian utara dan
selatan), akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara.
Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumplan-gumpalan awan di sekitar
ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
·
Hujan
Orografis, yaitu hujan yang terjadi karena
angin yang mengandung uap air yang bergerak horizontal. Angin tersebut naik
menuju pegunungan , suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi.
Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
·
Hujan
Frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila
massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan
antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat, massa udara
dingin menjadi lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering
terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
·
Hujan
Muson atau Hujan Musiman,
yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya
Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis
Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi di bulan
Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi di bulan Mei
sampai Agustus. Siklus inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim
kemarau.
Berdasarkan Ukuran Butirannya
·
Hujan
Gerimis , diameter butirannya kurang dari
0.5 mm.
·
Hujan
Salju, terdiri dari kristal-kristal es
yang suhunya berada di bawah 0 derajat Celcius.
·
Hujan Batu
Es, curahan batu es yang turun dalam
cuaca panas dari awan yangg suhunya dibawa 0 derajat Celcius.
·
Hujan
Deras, curahan air yang turun dari awan
dengan suhu diatas 0 derajat Celcius dengan diameter kurang lebih 7 mm.
Berdasarkan Besar Curah Hujan
(Definisi BMKG)
· Hujan Sedang,
20-50 mm perhari.
· Hujan Lebat,
50-100 mm perhari.
· Hujan Sangat Lebat,
di atas 100 mm perhari.
Namun, apabila kita renungkan,
bahwa air hujan adalah Rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun terkadang di
negeri kita ini sebaliknya hujan datang mengakibatkan banjir. Namun musibah
banjir ini bukan karena hujan tapi manusianya yang merusak ekosistem dan
ketidakmampuan mengatasinya. Contoh paling sederhana adalah membuang sampah
yang tidak pada tempatnya sehingga saluran air hujan terhambat yang menyebabkan
air hujan tidak lancar tentunya menjadi banjir.
Sumber : http//softilmu.blogspot.com
http://www.bimbingan.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar